Hallo gan, sekarang Music Share Academy akan nge share informasi mengenai pengaruh musik terhadap Jasmani dan Rohani seorang manusia.. berikut info selengkapnya :D
Musik merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia
lewat keindahan suara. Sebagaimana manusia menggunakan kata-kata untuk
mentransfer suatu konsep, ia juga menggunakan komposisi suara untuk
mengungkapkan perasaan batinnya. Seperti halnya ragam seni lain, musik
merupakan refleksi perasaan suatu individu atau masyarakat. Musik
merupakan hasil dari cipta dan rasa manusia atas kehidupan dan dunianya.
Di masa lalu, musik juga memiliki peran yang sangat penting di mata
masyarakat primitif. Mereka percaya, musik bisa mencegah datangnya
bencana atau kejadian buruk lain. Sejarah penggunaan musik sebagai media
penenang psikologi manusia telah dirintis sejak masa filosof Yunani
kuno, Plato dan Aristoteles.
Di Iran dan dipelbagai literatur kuno soal
musik, pengaruh musik terhadap jiwa manusia telah dibahas secara khusus. Selama berabad-abad yang lalum, bangsa Iran memanfaatkan terapi musik
sebagai metode penyembuhan dan menjadikannya sebagai faktor yang bisa
menjaga kesehatan jiwa. Masalah itu bisa kita temukan dalam buku
Behjatul Arwah karya Safiyuddin Armavi.
Bukti lainnya yang menunjukkan perhatian para musikus pada pengaruh
musik terhadap jiwa manusia bisa kita lihat dalam tabel yang biasa
digunakan dalam musik tradisional Iran. Dalam tabel itu, setiap jenis
suara dan nada dipetakan dalam pelbagai klasifikasi. Sebagai misal,
tabel itu menjelaskan jenis alat musik seperti apa yang sesuai dengan
kondisi ketika matahari terbit. Begitu juga ketika siang hari, jenis
musik apa yang cocok untuk disimak. Menurut tabel itu, alat musik nava,
sejenis alat musik petik khas Persia, merupakan perangkat musik yang
bagus digunakan ketika petang. Berikut ini Anda bisa simak bunyi alat
musik nava. Musik merupakan ragam seni yang berpengaruh terhadap
audiennya tanpa perantara konsep ataupun intepretasi.
Lewat efeknya yang ajaib, musik dapat membebaskan rasa manusia dari
jeratan tekanan batin, rasa kesepian, panik, dan berbagai gangguan
mental lainnya. Karena itu, kini di berbagai negara marak didirikan
berbagai pusat-pusat penelitian maupun praktek terapi musik. Musik,
sesuai dengan susunan interval dan ritmenya memiliki refleksi khusus
yang bisa merangsang sel-sel saraf sehingga perasaan manusia bisa
diperlemah, diperkuat ataupun dialihkan. Pengaruh itu bahkan telah
dibuktikan secara ilmiah di sepanjang fase kehidupan manusia, mulai dari
masa di embrio hingga masa senja. Bahkan bisa berpengaruh juga pada
jenis mahluk hidup lainnya seperti tumbuhan.
Tidak hanya itu saja, musik terbukti berpengaruh pada sistem saraf
sensorik-motorik, sistem saraf sadar, dan sel saraf lain. Hasil
penelitian yang dilakukan Lembaga Aplikasi Musik di Iran mengenai fungsi
terapan musik terhadap kesehatan fisik dan mental manusia menunjukkan
bahwa terapi musik bisa menjadi metode penyembuhan baru pada gangguan
mental di kalangan anak-anak cacat mental. Penelitian itu membuktikan,
terapi musik bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengontrol tindakan
hyperaktif di kalangan anak-anak cacat mental serta bisa menciptakan
perubahan mental dan perilaku yang signifikan.
Dr. Ali Zadeh Muhammadi, seorang psikolog klinis yang sudah hampir 20
tahun melakukan penelitian dan praktek terapi musik. Menurutnya, selain
jenis musik, alat musik juga punya peranan penting. Untuk langkah awal,
sebaiknya menggunakan jenis alat musik ritmik seperti jenis instrument
musik pukul. Dr Ali Zadeh berpendapat, anak-anak cacat mental tidak bisa
diajari dengan alat-alat musik yang rumit semacam gitar. Tapi mesti
dengan instrumen yang sederhana dan mudah dimainkan serta cepat menjalin
hubungan. Ditambahkannya, musik di kalangan orang-orang tuna netra
memiliki pengaruh yang sangat ajaib, khususnya terhadap daya pendengaran
mereka, sehingga banyak berpengaruh positif terhadap kualitas
hidupnnya. Seruling merupakan instrumen penting dalam terapi musik.
Biasanya, para terapis membagi tema musik ke dalam lima jenis, yaitu
musik bertema trance, melow, semangat, ceria, dan relaksasi. Musik
bertema trance adalah jenis musik yang mengandung ungkapan rasa ceria
yang luar biasa. Jenis musik semacam itu cocok untuk menyembuhkan orang
yang mengalami tekanan mental atau stress. Musik yang berirama melow dan
melankolis merupakan jenis musik yang menyayat perasaan. Musik semacam
itu bisa menurunkan asupan sejumlah komposisi kimia dalam otak.
Musik
bertema melankolis dalam kondisi normal bisa mengurangi rasa sakit dan
nyeri. Sementara jika didengar di saat sedih, bisa mempermudah bagi
seseorang untuk menahan rasa duka. Namun, penggunaan musik bertema
seperti itu secara berlebihan bisa menurunkan semangat dan kebencian.
Musik bertema semangat merupakan jenis musik yang bisa membangkitkan
reaksi kuat dan cepat yang disertai dengan tanggapan fisiologis.
Para komposer musik menggunakan tema semacam itu untuk meningkatkan
gerakan badan. Jenis musik ini sangat diminati kalangan muda. Jika
dimanfaatkan secara tepat, jenis musik ini bisa berdampak positif dan
meningkatkan semangat. Jenis keempat adalah musik yang bernada ceria
dengan sentuhan irama yang menenangkan. Musik seperti ini bisa
meningkatkan gairah hidup dan memunculkan perasaan positif, sehingga
bisa meningkatkan daya kerja. Jenis musik ini juga sangat bermanfaat
untuk membangkitkan semangat dan keceriaan di kalangan anak-anak ataupun
remaja.
Jenis yang terakhir adalah musik relaksasi. Musik ini bernuansa
lembut, monoton, dan datar. Kelembutan musiknya itu bisa menenangkan
perasaan dan emosi manusia. Musik jenis ini dimanfaatkan untuk
meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan emosi. Sejatinya ada banyak
cara untuk menciptakan ketenangan batin. Sebagian orang berusaha
memperolehnya dengan mendengarkan musik, ada yang dengan membaca buku,
melakukan wisata alam, atau bahkan hanya sekedar makan dan tidur.
Yang jelas, sains telah membuktikan bahwa beberapa jenis musik bisa
membantu jiwa manusia menjadi lebih tenang dan seimbang. Beberapa jenis
musik juga bahkan bisa menghapus rasa tertekan dan stress. Adanya
pengaruh positif musik terhadap fisik dan psikologis manusia itu,
menjadikan musik dimanfaatkan sebagai media penyembuhan.
Tentu saja
penggunaan musik harus digunakan secara proporsional. Tidak semua jenis
musik bisa didenger dalam segala kondisi bahkan terkadang kita justru
memerlukan keheningan untuk menenangkan perasaan. Bahkan suara nyanyian
burung, gemercik aliran sungai, tetesan air hujan dan gemuruh ombak bisa
menjadi musik terindah untuk menenangkan perasaan jiwa. Sejatinya musik
tidak hanya terbatas dari suara yang dihasilkan dari instrumen atau
suara manusia semata, tapi suara alam juga bisa menjadi sumber musik
yang sangat menawan. Karena itu, jangan pernah melupakan suara nyanyian
alam dan dengarlah keindahan musikalnya yang begitu natural.
Keterkaitan Antara Musik dan Manusia
Tanpa ada bentuk aktivitas
manusia, tidak mungkin ada bunyi musikal atau karya musik yang tercipta.
Manusia sendiri adalah sumber musik. Musik disini tidak hanya
bunyi-bunyi dari alat-alat musik yang dipadukan. Musik disini berasal
dari bunyi detak jantung dan nafas, yang tentunya bila dipadukan dengan
baik akan menjadi nada yang indah. seluruh individu diberikan anugerah
berupa potensi berbahasa musikal. Setiap diri kita sejak lahir diberi
kesempatan untuk berbahasa secara musikal. Itulah sebabnya bayi manapun
bisa diajak menari, menyanyi serta mencoba mengikuti ritme atau ketukan.
Musik juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pikiran dan tubuh kita.
Contohnya, ketika Anda mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa
lagu), seketika Anda bisa merasakan efek dari musik tersebut.
Musik
memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat
mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony
mempengaruhi roh. Sehingga ada musik yang membuat Anda gembira, sedih,
terharu, terasa sunyi, semangat, mengingatkan masa lalu dan lain-lain. Tidak
jarang lagi pengetahuan mengenai musik yang memengaruhi jiwa maupun
kelakukan pendengar.
Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi
tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton
maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak.
Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita
masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar-mutar kepala
mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya
seakan tanpa rasa lelah. Satu lagi peranan musik yang tidak bisa
dipungkiri berpengaruh langsung pada otak kita. Pasti, ketika mendengar
lagu-lagu yang pernah kita kenal, otak akan memutar semua memori yang
ada.
Mekanisme Musik Dalam Mempengaruhi Manusia.
Anda harus memahami bahwa pola gelombang otak manusia
untuk menentukan aktivitas tubuh seseorang dan pikiran. Oleh karena
itu, yang sebelumnya diketahui bahwa musik berpengaruh lebih besar pada
otak kanan, ternyata juga memengaruhi otak kiri akibat pancaran yang
dilakukan oleh Corpus Callosum dengan menyebarkan informasi
dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
musik memengaruhi kedua belah otak.
Akustik, suara, vibrasi,
dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma
untuk membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses
yang melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan
dinamis, mempunyai vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya,
bunyi yang dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, aliran darah,
bisikan suara ibu, suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan
tubuh bagian dalam, gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak
lainnya. Semua ini dapat dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan
suara.
Semua jenis bunyi atau bila
bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan
musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang
telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel
berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis
menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating
System yang diketahui sampai saat ini. Pertama: jarak retikuler-talamus.
Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang
mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna
oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.
Kedua: melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain”
termasuk sistem limbik, Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang
mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan
otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain, dan ketiga: melalui
axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Seorang peneliti Ira Altschuler mengatakan “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”
Gilman dan Newman (1996)
mengemukakan bahwa Planum Temporale adalah bagian otak yang banyak
berperan dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan Corpus Callosum
berfungsi sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri kesebelah kanan
dan sebaliknya. Seperti kita ketahui otak manusia memiliki dua bagian
besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti
mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak
kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya
terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum
kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada
perkembangan linguistik seseorang. Dr. Lawrence Parsons dari Universitas
Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme
memiliki perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan
gelombang otak yang sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni
dan ritme lebih terfokus pada belahan otak kiri saja. Namun secara
keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh bagian otak.
Sebuah survey pada suatu
seminar menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan bahwa mereka tidak
mendengarkan syair dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu tersebut
diperdengarkan, separuh dari mereka dapat melagukannya tanpa mereka
sadari. Hal ini menunjukkan adanya memori dalam otak yang mampu merekam
apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu
dicerna oleh akal sehat. Kesimpulannya tidak ada lagu/musik yang mampu
dicegah masuknya ke dalam otak kita, walaupun kita berkata “saya tidak
mendengarkan syairnya”.
Penyebab Musik Disukai
- Cerita lagu itu seolah mewakili kisah hidup anda.
irama dan Lyric lagu mewakili suasana hati sang pendengar itu sendiri:
Patah Hati
Misalnya, anda sedang patah hati, lalu
tanpa sengaja anda mendengar penyanyi yang mungkin bahkan tidak anda
kenali sebelumnya melantunkan lagu patah hati yang sesuai dengan keadaan
anda. Maka dengan segera anda akan menobatkan lagu itu sebagai lagu
terbaik, untuk saat itu setidaknya.
Jatuh cinta
Atau, anda sedang jatuh cinta, maka
lagu-lagu romantis akan dengan mudah tertangkap radar pendengaran anda,
lalu memilih salah satunya sebagai lagu favorite.
- Lagu tersebut hadir disaat yang tepat dengan salah satu fragmen kehidupan anda tanpa disadari atau disengaja.
Misalnya saja, disuatu hari yang biasa,
saat anda sedang bercanda bahagia dengan beberapa orang sahabat,
ngobrol santai, lalu secara kebetulan acara TV/radio sedang memutar
program lagu pilihan, atau pemutar musik di komputer atau yang sejenis
memperdengarkan sebuah lagu, dan tiba-tiba salah seorang dari sahabat
anda bercerita sesuatu tentang lagu itu, sehingga mengalirlah pembahasan
tentang lagu itu. Maka, di suatu masa yang akan datang, anda akan
menyukai lagu tersebut saat mendengarnya kembali.
- Karena orang yang anda sukai mengenalkan lagu itu pada anda.
- Seorang mempersembahkan lagu itu untuk anda.
- Hanya karena menurut sense anda irama lagu tersebut sesuai dengan suasana saat mendengarkannya.
- Lagu itu merupakan Ost atau bagian dari cerita favorit anda.
Dampak Musik Bagi Manusia.
Berikut ini adalah beberapa dampak
positif dari musik berdasarkan referensi penelitian-penelitian yang
sudah ada untuk merealisasikan.
Musik yang Anda dengar akan
merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan.
Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan,
karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu
kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem
lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin,
sistem immune, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem
temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi
positif jika mendengar musik yang tepat. Musik akan merangsang sistem
ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau
memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka
seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar,
kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan
memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya
keseimbangan sosial.
Dari berbagai penelitian
yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta psikologi membuktikan bahwa
musik bisa dijadikan terapi dan berpengaruh dalam mengembangkan
imajinasi dan pikiran kreatif. Musik juga mempengaruhi sistem imun,
sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem metabolik,
sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari
berbagai penelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat
digunakan untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia,
stress, depresi, rasa nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi,
kelumpuhan, aritmia, kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat
melahirkan, dan rasa nyeri lainnya.
Grace Sudargo, seorang
musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik klasik secara umum
berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam
perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia”.
Suatu jenis musik yaitu musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.
Mary Griffith, seorang
ahli fisiologi, mengemukakan bahwa hipotalamus pada otak mengontrol
berbagai fungsi saraf otonom, seperti bernapas, denyut jantung, tekanan
darah, pergerakan usus, pengeluaran hormon tiroid, hormon adrenal
cortex, hormon sex, bahkan dapat mengontrol seluruh metabolisme tubuh
kita. Sebuah studi menemukan adanya peningkatan Luteinizing Hormone (LH) hormon sex yang merangsang pematangan sel telur pada saat mendengarkan musik.
O’Sullivan (1991) mengemukakan bahwa musik mempengaruhi imaginasi, intelegensi dan memori, di samping juga mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan endorfin.
Endorfin kita ketahui dapat mengurangi rasa nyeri, sehingga dapat
mengurangi penggunaan obat analgetik, juga menurunkan kadar katekolamin
dalam darah, sehingga denyut jantung menurun.
Penderita insomnia yang
mendengarkan pianio klasik selama empat minggu mengalami perbaikan
tidur. Terapi ini meningkatkan kadar melatonin, zat kimia otak yang mendorong tidur nyenyak.
Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel
(1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem
saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada
rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara
mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri
dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan
semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya
kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Menurut Siegel
(1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan
dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh
ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke
kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di
otak. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.
Hasil penelitian yang dilakukan Campbel
menunjukkan bahwa musik mampu menghasilkan stimulan yang bersifat
ritmis. Stimulan ini kemudian ditangkap oleh pendengaran kita dan diolah
di dalam sistem saraf tubuh serta kelenjar otak yang mereorganisasikan
interpretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengarnya. Ritme internal
ini mempengaruhi metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya
berlangsung dengan lebih baik. Metabolisme yang lebih baik akan
mengakibatkan tubuh mampu membangun sistem kekebalan yang lebih baik
sehingga tubuh menjadi lebih tangguh terhadap kemungkinan serangan penyakit.
Selain itu musik juga dapat
meningkatkan intelegensi. Penyebabnya adalah karena rangsangan ritmis
mampu meningkatkan fungsi kerja otak. Ritme internal yang dihasilkan
musik membuat saraf-saraf otak bekerja, rasa nyaman dan tenang yang
distimulasi musik membuat fungsi kerja otak bekerja optimal. Bila hal
ini sering dilakukan, fungsi kerja otak kita akan semakin prima,
sehingga kemampuan berpikir kita lebih jernih dan tajam, serta mencegah
kepikunan (alzheimer). Perlu kita ketahui bahwa bagian kanan otak kita
berkaitan dengan kecerdasan dan perkembangan artistik dan kreatif,
bahasa, musik, imajinasi, warna, pengenalan diri, sosialisasi dan
pengembangan kepribadian. Karena itu, rangsangan ritmis dari musik yang
diperdengarkan juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, meningkatkan kreativitas, serta meningkatkan konsentrasi dan daya ingat kita.
Setelah beberapa dampak positif
diuraikan di atas, bukan berarti musik selalu baik apabila didengar.
Jika ada positif, pasti ada negatifnya. Berikut beberapa uraian tentang
dampak negatif dari musik apabila tidak diporsikan penggunaannya.
Dampak negatif yang pertama
yaitu, mendengarkan musik terlalu keras. Musik bisa mengisolasi
pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi, orang-orang biasanya
mendengarkan musik untuk mengurangi kebisingan terhadap situasi
sekitar. Akhirnya mereka pun mengencangkan volume untuk menghadang suara
dari luar. Sebagai perbandingan, level berbicara manusia adalah sekitar
60 desibel, jalanan yang ramai sekitar 80 desibel, mesin potong
melingkar 90 desibel, bayi menangis 11 desibel. Sedangkan ambang bahaya
untuk pendengaran adalah 125 desibel. Dan sekali saja mendengarkan
kebisingan lebih dari batas itu dapat merusak pendengaran secara permanen.
Kedua yaitu, peneliti David A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh.
Sumber makanan otak kita didapat dari gula dalam darah, namun bila
darah lebih banyak dialirkan ke organ lainnya, maka otak akan kekurangan
gula. Dengan demikian daya pikir dan pertimbangan moral juga menjadi tumpul.
Tidak heran bila orang mendengar musik rock dalam sebuah konser, mereka
dapat berbuat apa saja, tanpa pertimbangan. Jantung manusia berdenyut
70-80 kali per menit dengan teratur, denyut jantung bila didengar dengan
stetoskop akan berbunyi DUG-dug-…… Bunyi pertama lebih keras, bunyi
kedua lebih lemah, diikuti fase istirahat. Musik yang baik memiliki
ritme DUG-dug-DUG-dug untuk 4/4 dan DUG-dug-dug untuk 3/4. Ini adalah
jenis irama yang sehat, karena sesuai dengan ritme tubuh. Musik rock
memiliki ritme yang terbalik, dug-DUG-dug-DUG. Ritme yang lebih keras
jatuh pada ritme ke-dua dan ke-empat. Atau dug-dug-DUG, sehingga ritme
keras jatuh pada ritme ke-tiga, dikenal dengan istilah “back
beat”/anapestic beat. Ritme keras bahkan dapat jatuh pada sembarang
tempat, disebut sebagai “break beat”. Ritme demikian berbahaya bagi
tubuh, karena berlawanan dengan ritme tubuh yang sehat.
Ketiga, tak jarang
terdengar anak kecil mencoba melantunkan lagu-lagu cinta orang dewasa.
Padahal, tak sedikit lagu cinta orang dewasa berisi lirik-lirik yang
menyinggung seksualitas. Seperti diketahui, usia anak-anak adalah usia
terbaik untuk menyerap informasi. Lagu-lagu dan lirik di dalamnya bisa
dengan mudah terserap oleh anak dan dianggap sebagai pengetahuan. Studi
terkini dari Cougar Hall yang diterbitkan dalam Springer’s Journal
Sexuality and Culture mengatakan, referensi seksual dalam lagu bisa
membuat anak berpikir nilai diri mereka dalam tatanan masyarakat adalah
untuk memberikan kepuasan seksual kepada orang lain, berisiko memandang
rendah arti tubuhnya, depresi, masalah dengan makanan, penyalahgunaan
obat-obatan, dan lainnya.
Keempat,
kebiasaan tidur sambil mendengarkan musik menurut sebagian orang kondisi
seperti itu membuat mereka menjadi lebih cepat tertidur. Tetapi pada
kenyataannya setelah terbangun mereka merasa lebih tegang (stress).
Bahkan ada yang merasa seperti tidak tidur semalaman. Pada saat kita
tidur sebetulnya otak tidak pernah tidur. Otak selalu menjalankan
aktivitasnya walaupun tidak sesibuk seperti di saat bangun, yaitu
menjalankan sistem metabolisme tubuh. Pada malam hari, seiring
menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami
penurunan. Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, maka
gelombang suara yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima
oleh indera pendengaran kita. Gelombang suara diterima oleh alat
pendengaran di dalam telinga. Gelombang-gelombang tersebut akan
diteruskan ke otak kita. Otak yang harusnya beristirahat akan kembali
terangsang untuk bekerja dan mengolah informasi yang masuk. Apabila hal
ini berlangsung sepanjang malam, berarti kita hanya tidur menurut tubuh
luar, tetapi tidak menurut otak.